Selasa, 29 April 2014

Hate To Love You Bab I



“Dari begitu banyak laki-laki di dunia ini, kenapa kamu memilih kakak iparku?” cecar Ditmar. Tubuh tingginya menjulang di hadapan Kyra. Mengancam gadis mungil itu dengan sikap tubuhnya. Kyra mendongak, balas menatap Ditmar. Berusaha tidak menunjukkan rasa takutnya di hadapan cowok berandalan ini.
“ Bukan urusanmu!” cetus Kyra. Mendengar itu, alis tebal Ditmar terangkat. Wajah tampannya terlihat murka. Andai ia tak sadar kalau Kyra adalah perempuan, pasti sekarang Ditmar sudah menghajarnya habis-habisnya. Sayangnya Kyra sangatlah perempuan, sulit baginya untuk mengabaikan hal itu. Wajahnya cantik dan tubuhnya indah, dari jarak sedekat ini Ditmar bisa mencium parfum yang menguar dari tubuh Kyra.
“ Tentu saja itu adalah urusanku. Lelaki yang menjadi kekasihmu itu adalah suami kakakku. Kau boleh melacurkan diri pada lelaki manapun yang kau mau. Itu takkan jadi urusanku selama laki-laki itu bukan suami kakakku” geram Ditmar.
“ Kalau begitu, kenapa hanya aku yang kau siksa? Kenapa suami kakakmu itu kau diamkan saja? Apa kau beraninya hanya dengan perempuan?” jawab Kyra. Emosinya ikut naik.
“ Dia takkan mengkhianati kakakku kalau perempuan murahan sepertimu tidak menggodanya.” tandas Ditmar.
“Oh, jadi aku yang murahan? Apa pendapatmu kalau kukatakan bahwa kakak iparmu itu yang mengejarku terus? Yang mengancam akan bunuh diri kalau aku menolaknya?”
“Tetap saja, dipandang dari sudut manapun kamulah yang bersalah. Apa kamu sangat membutuhkan uang, heh? Memang berapa? Sebutkan saja berapa jumlahnya dan aku akan membayarmu. Tapi segera tinggalkan Kevin. Lagipula aku tidak keberatan punya simpanan sepertimu”
Kyra tak tahan lagi. Kata-kata Ditmar itu terlalu menyakitkan. Gadis itu mengayunkan tangannya, hendak menampar Ditmar. Tapi refleks Ditmar lebih cepat, cowok itu menangkap tangan Kyra lalu memelintirnya ke belakang tubuhnya. Hingga membuat tubuh  bagian depan Kyra merapat erat pada dada Ditmar yang keras, dan ia mendapati dirinya terperangkap antara tembok di belakangnya dan dada bidang Ditmar.
Rasa takut Kyra kini semakin kuat. Saat ini mereka ada di sudut kampus yang sepi. Jarang ada mahasiswa yang berlalu lalang di tempat ini. Saat Ditmar mulai menundukkan wajahnya ke wajah Kyra, Kyra mulai panik. Dia berusaha melepaskan diri dari himpitan Ditmar, tapi semakin ia bergerak semakin rapat Ditmar mendekapnya.
“ Lepasin aku!”
“Kenapa? Takut?” kata Ditmar, lembut tapi mengancam. Kyra memalingkan muka, menghindari bibir panas Ditmar yang kini menelusuri rahangnya.
“Apa yang kaulakukan?” Kyra tercekat.
“ Tenanglah, aku hanya ingin mencicipimu. Aku tidak akan menikmati banyak-banyak”
Selesai mengucapkan itu, Ditmar menerobos bibir Kyra dengan ganas. Serangan itu membuat Kyra tergagap sehingga ia hanya mampu pasrah. Ciuman Ditmar begitu bertubi-tubi, melumpuhkan kesadaran Kyra. Merasakan kepasrahan Kyra, membuat Ditmar memperlembut ciumannya. Diraihnya tubuh Kyra hingga semakin merapat dalam pelukannya, sementara bibirnya terus membuai, membujuk agar Kyra membalas ciumannya.
Reaksi Kyra sungguh diluar dugaan Ditmar. Ia tak heran kalau misalnya Kyra melawan atau memberontak. Atau membalasnya dengan ciuman yang sama bergeloranya. Tapi bukan kepolosan seperti ini. Membuat Kyra nyaris terlihat lugu, tak berpengalaman. Tapi benarkah? Seorang gadis yang lugu tak akan mungkin menjadi selingkuhan lelaki yang sudah beristri.
Ketika ciuman mereka terlepas, Ditmar menatap Kyra tajam-tajam. Wajah cantik itu nampak agak bingung. Bibir yang baru saja dikulumnya itu terlihat sedikit bengkak, memerah dan penuh. Membuat Ditmar ingin merasakannya lagi. Ditmar pun kembali menundukkan wajahnya, hendak mencium Kyra lagi ketika seseorang memergoki mereka.
Orang itu adalah Vania, teman sekelas Kyra. Vania terpekik melihat pemandangan di depannya. Dua orang yang saling berpelukan itu terlonjak kaget. Mendapat kesempatan untuk melepaskan diri, Kyra segera mendorong Ditmar kuat-kuat.
“ Kyra…aku ga nyangka…kamu sama Ditmar juga? Bukannya kamu udah sama kakak iparnya Ditmar?” kata Vania, menatap Kyra dengan jijik. Kyra menggeleng keras-keras. Wajah cantiknya kini benar-benar terlihat panik.
“ Bukan seperti itu, Van….ini tidak seperti yang kamu lihat”
“ Tidak seperti yang aku lihat? Apa yang aku lihat ini sudah jelas, Ra. Aku ga nyangka kamu serendah ini”
“Van, aku…
“ Udah deh. Aku pergi aja. Maaf ya udah ganggu kalian”
Tanpa menghiraukan Kyra, Vania pun berlalu. Meninggalkan Kyra yang berdiri mematung. Gadis itu shock. Vania adalah satu-satunya teman yang mau bertahan disampingnya setelah gossip tentang dirinya menyebar di kampus. Ketika semua orang di kampus menatapnya dengan sinis dan hina, hanya Vania yang tidak menghakiminya dan tetap menerimanya. Tapi berkat Ditmar, kini ia telah kehilangan sahabatnya satu-satunya. Airmata mulai menggenang di pelupuk mata Kyra.
***
Keesokan harinya begitu Kyra sampai di kampus, ia disambut dengan tatapan sinis teman-temannya. Setiap orang yang melihatnya  menatapnya dengan pandangan yang jelas-jelas menghina, lalu saling berbisik-bisik membicarakannya. Beberapa orang sengaja memperkeras suara mereka hingga terdengar ke telinganya.
“ Dasar pelacur, adik iparnya diembat juga. Gak tau diri banget”
“ Iya. Sayang ya, cantik-cantik kelakuannya bejat.”
“ Aku penasaran berapa tarifnya. Pasti mahal. Langganannya orang kaya semua”
Kyra menabahkan hati, mencoba mengacuhkan ucapan-ucapan menyakitkan itu. Tak ada seorangpun yang tau apa yang sebenarnya terjadi, tidak ada satu orangpun yang mengerti dirinya. Sebenarnya Kyra sudah menduga akan begini resikonya dari awal. Tapi ia sendiri tidak menyangka akan seberat ini. Semuanya jadi terasa begitu berat dengan kehadiran Ditmar. Sejak Ditmar tahu ia berhubungan dengan Kevin, sejak itulah ia tidak pernah membiarkan Kyra hidup tenang. Ia selalu menganggunya di kampus. Menyiksanya dengan kata-kata kasar.
Ditmar, si troublemaker di kampus mereka itu adalah adik ipar Kevin. Lelaki berangasan seperti Ditmar tak segan-segan memberi pelajaran pada orang yang telah menyakiti hati kakaknya. Tak setengah-setengah saat membalas dendam.
Semua berawal dari suatu sore tiga bulan yang lalu. Saat itu Kevin datang kerumahnya dengan keadaan kacau. Wajah dan pakaiannya kusut. Sepertinya ada sesuatu yang sangat berat yang menganggu pikirannya. Kevin terlihat sangat putus asa.
Kevin sudah seperti kakak bagi Kyra. Mereka dulu tumbuh di lingkungan yang sama. Kevin juga banyak membantu Kyra dalam menjalani hidupnya yang sulit dulu. Hutang budi yang tak mampu ia bayar itulah yang membuat Kyra tak mampu menolak permintaan Kevin yang gila dan tak masuk akal itu. Meski untuk itu ia harus mengorbankan harga diri dan ketenangan hidupnya.

Kelas ramai karena kuliah hampir dimulai. Melihat Kyra memasuki kelas, semua mata tertuju ke arahnya. Segera saja ia dihujani tatapan jijik dari cewek-cewek, dan beberapa cowok melempar komentar berbau mesum.Kyra mengacuhkan itu. Ketika ia hendak duduk di sebelah Vania, gadis itu serta merta mengusir Kyra.
“Sori, bangku ini ada yang nempatin” kata Vania dingin. Kyra tak punya pilihan lain selain duduk di bangku belakang yang masih kosong, tempat dimana para cowok bersarang.
Cowok-cowok bangku belakang menyambut Kyra dengan riuh penuh semangat. Saat Kyra akan duduk di bangku kosong di sebelah Dito, tiba-tiba seseorang menjegal kakinya. Dan Kyra pun terjatuh, isi tasnya berhamburan keluar. Dengan marah Kyra mendongak untuk melihat siapa orang itu, dan Kyra terpaku saat pandang matanya bersitatap dengan mata tajam Ditmar.
“Ups, maaf. Aku tadi sengaja” kata Ditmar tanpa penyesalan. Bahkan senyum geli tersungging di bibirnya. Dengan cepat Kyra mengumpulkan barang-barangnya, lalu segera bangkit berdiri dan menghiraukan rasa sakit di lututnya.
“Duduk di sebelahku” perintah Ditmar. Melihat Kyra hendak menjauh darinya, membuat Ditmar lagi-lagi mengancam Kyra.
“ Atau harus kucium dulu baru kamu nurut?”
Dengan kesal Kyra pun menjatuhkan pantatnya di sebelah Ditmar.
“ Berapa tarifmu?” tanya Ditmar setengah berbisik karena dosen sudah datang.
“Apa maksudmu?”
“Jangan pura-pura polos. Katakan berapa Kevin membayarmu, dan aku akan memberimu dua kali lipat dari harga yang dibayar Kevin. Tapi kamu harus meninggalkan Kevin”
“Kata siapa aku mau dengan Kevin karena uangnya?” tantang Kyra.
“Kalau bukan karena uang lalu apa? Jangan coba-coba menyebut kata cinta. Kata itu tidak pantas keluar dari mulut pelacur sepertimu”
Kyra terdiam. Melihat Kyra terdiam, Ditmar tiba-tiba merasa cemas. Apakah kata-katanya tadi terlalu kasar? Tapi kenyataannya kan memang begitu, Ditmar mengeraskan hati. Kyra tidak berhak untuk tersinggung.
“Kamu nggak perlu tahu”
“Beri tahu aku, berapa aku harus membayarmu untuk meninggalkan Kevin”
“ Kamu tak perlu repot-repot. Aku tidak sudi menyentuh uangmu”
Ditmar kembali murka. Sialan betul perempuan ini. Masih berani bersikap sombong padanya. Aku harus memberinya pelajaran, tekad Ditmar. Dengan cara apapun.
***

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komen...yang sopan yaaa

 

Celotehan Ria Template by Ipietoon Cute Blog Design