Kamis, 26 November 2015

10 Manfaat Positif yang Kamu Peroleh Dalam Pernikahan

Artikel ini saya copy dari www.muslimah.com karena saya sangat setuju dengan isi artikel ini. Semoga yang masih ragu untuk menikah segera dimantapkan hatinya setelah membacanya, dan yang sudah menikah (seperti saya) menjadi lebih mensyukuri keberadaan pasangan suami/istri dalam hidup kita.
Banyak pasangan ragu untuk mengawali kehidupan berumah tangga, khawatir karena melihat banyaknya pernikahan yang hanya seumur jagung. Sebetulnya, berumah tangga sebetulnya tidak semenakutkan itu, bahkan dapat membawa kebahagiaan tersendiri. Bagi Anda yang hendak memutuskan melepas masa lajang dan mengambil resiko hidup berumah tangga, tidak perlu khawatir. Berikut ini adalah beberapa manfaat positif dari pernikahan.

1. Memiliki rekan

Setelah menikah Anda akan memiliki rekan yang lebih istimewa karena bersamanya Anda akan berbagi suka maupun duka sepanjang kehidupan Anda.

2. Ada yang merawat Anda

Dalam pernikahan nanti, pasangan Andalah yang akan bertugas mengambil alih peran orangtua dalam merawat Anda. Bayangkan betapa bahagiannya hidup Anda bila memiliki seorang pendamping hidup yang peduli dengan diri Anda.

3. Memiliki penasihat terpercaya

Setelah menikah nanti Anda tidak lagi hidup seorang diri dan memutuskan segala sesuatu seorang diri. Anda akan memiliki seorang rekan terpercaya yang bisa dimintai pendapat apakah hal-hal yang akan Anda lakukan baik atau tidak.

4. Memiliki tempat untuk berbagi

Masalah dalam kehidupan pribadi Anda boleh jadi sangat merepotkan. Namun, setelah menikah Anda tidak akan mengatasinya seorang diri. Anda akan memiliki seseorang sebagai tempat berbagi dan menceritakan keluh kesah Anda untuk mengatasi masalah-masalah itu.

5. Sebagai tempat menguji kesabaran

Seseorang diuji bukan saat segala sesuatu berjalan lancar, melainkan di saat-saat sulit. Ketika berumah tangga, kesabaran dan pengendalian diri Anda akan betul-betul diuji. Namun ujian-ujian tersebut tidak ditujukkan untuk melemahkan Anda, tetapi agar Anda jadi semakin kuat.

6. Mendewasakan diri

Bertambahnya usia belum tentu dibarengi berkembangnya tingkat kedewasaan. Ketika Anda memutuskan untuk menikah, Anda telah mengawali babak baru dalam perkembangan kedewasaan Anda, yang akan membuat Anda lebih bijaksana.

7. Memiliki keturunan

Anak-anak adalah karunia Tuhan untuk melengkapi kebahagiaan Anda. Selain itu, hadirnya mereka di tengah-tengah keluarga itu berarti garis keturunan Anda akan tetap bertahan.

8. Anda memiliki tujuan hidup

Seseorang yang memutuskan untuk menikah, perjalanan hidupnya semakin jelas. Di dalam pernikahan seseorang akan dilatih untuk hidup hemat, bertanggung jawab, dan tidak lagi mementingkan diri sendiri karena yang dilakukannya adalah demi kebahagiaan keluarga.

9. Menghindari zina

Apapun agama di dunia ini pasti melarang keras umatnya untuk melakukan zina. Menikah akan menghindari Anda dari dosa-dosa yang diakibatkan oleh perbuatan zina.

10. Meningkatkan harga diri

Boleh percaya boleh tidak, mereka yang sudah menikah cenderung lebih dihargai serta dihormati oleh orang lain dalam masyarakat. (keluargabahagia)

Minggu, 22 November 2015

Ketika Novel Romantis Mulai Membosankan

Dulu, saat saya mengenal novel Harlequin saat masih SMP. Iya, saya tahu, usia saya terlalu muda untuk membaca novel-novel roman yang seringkali bertabur adegan sensual itu. Tapi yah, tahu sendirilah di umur-umur segitu rasa ingin tahu susah dibendung. Jadi saya melahap novel-novel seri Harlequin itu bak makan kacang goreng. Di saat teman-teman saya yang lain masih membaca komik semisal Inuyasha, Shincan, atau serial cantik, saya sudah berteman akrab dengan tokoh-tokoh dewasa dalam kisah percintaan. Tokoh prianya yang seringkali digambarkan macho dan maskulin, sementara si tokoh perempuan yang biasanya lemah lembut dan selalu butuh dilindungi. Dengan cerita yang serba kebetulan, yang simple dan mudah ditebak. Kalau dipikir-pikir cerita-cerita novel Harlequin itu sebelas duabelas lah sama cerita di FTV-FTV yang sering tayang di tivi.
 
(Beberapa novel Harlequin, covernya selalu bergambar pasangan saling berpelukan yang sok romantis, hehe)

Masih di usia SMP, entah saat duduk di kelas berapa saya lupa, saya sudah membaca novel Gone With the Wind yang legend itu. Imajinasi saya tentang Rhett Butler dan Scarlet O'Hara yang menemani saya melewati masa puber. Saking indah dan luar biasanya novel ini, sampai sekarang pun saya masih membekas di ingatan saya. Ga heran lah kalau novel ini membuat si penulisnya memperoleh Pulitzer.
(cover ini yang membuat saya ditegur petugas Perpusda, karena pinjam novel beginian dengan seragam SMP ^_^)

Beranjak SMA, saya masih suka sekali-sekali baca novel Harlequin. Di usia inilah saya mulai addict dengan satu penulis, yaitu Sandra Brown. Ceritanya lebih greget karena seringkali dibumbui thiller, petualangan, dengan tokoh pria yang beneran macho dengan masa lalu yang seringkali suram dan menyimpan misteri. Dan ini yang saya suka, tokoh perempuannya bukan lagi gadis tak berdaya yang lemah tapi cantik, Sandra Brown selalu membuat tokoh ceweknya tangguh, tidak mudah menyerah walau ditindas, namun tetap feminin. Beberapa judul novel Sandra Brown favorit saya yang ceritanya masih lekat di ingatan diantaranya, Envy, French Silk, Slow Heat in Heaven. 

Saat SMA pula selera baca saya sedikit berubah. Saya jadi jatuh cinta dengan Dan Brown lewat novelnya The Davinci Code. Saya selalu menantikan novel novelnya Dan Brown, dari Angel and Demon, The Lost Symbol, Inferno, Digital Fortess, Deception Point semua saya lahap dengan antusias. Saya juga penggemar berat Agatha Cristie dan Sherlock Holmes. Bahkan hingga kini, saya masih sering membaca ulang novel-novel mereka.





(Malam Tanpa Akhir merupakan salah satu novel saya yang ceritanya tak terlupakan)
(lagi baca ulang novel ini, heran aja kok ga bosan-bosannya baca ulang kisahnya Sherlock Holmes)

Saat kuliah, bacaan saya mulai beragam dan lebih berbobot. Saya juga menggemari E.S Ito, yang sayangnya baru dua novelnya yang saya baca, Negara Kelima dan Harta Karun VOC. Ceritanya keren, agak-agak bernuansa novelnya Dan Brown tapi versi Indonesia. Beberapa waktu yang lalu saya baru saja menyelesaikan trilogi The Girl With The Dragon Tattoo, dan saya suka. Sayangnya penulisnya meninggal selesai menyelesaikan trilogi keren ini, padahal saya menaruh ekspektasi lebih pada penulisnya.
 Cerita detektif dan misteri inilah yang mungkin membuat saya kini bosan dengan novel-novel roman yang 'biasa' saja. Saya mulai males membaca sesuatu yang tidak membuat saya mendapatkan sesuatu setelah selesai membacanya. Sebaliknya, bacaan yang bagus itu adalah bacaan yang mampu membuat kita memeperoleh pengetahuan baru. Yang saat kita menutup halaman terakhir, seakan kita baru saja diajak masuk ke dunia yang ada di bacaan itu. 

.

Cerita 19 Minggu

Saat ini kehamilan saya memasuki minggu ke 19. Tubuh jelas-jelas berubah, mulai dari bertambahnya berat badan, hingga beberapa bagian tubuh yang semakin membesar. Namun perut saya belum terlalu besar sih, mungkin karena tubuh saya emang dasarnya subur sehingga kehamilan ini membuat saya terlihat tambah gendut, dan belum terlihat seperti orang hamil.

Minggu lalu adalah pertama kalinya saya merasakan dan menyadari ada makhluk kecil yang tengah tumbuh di rahim saya. Rasanya seperti kedutan di perut. Tidak terlalu kencang memang, tapi rasanya sungguh luar biasa. Sejak kejadian itu, saya jadi lebih percaya kalau saya benar-benar telah mengandung. Kedutan-kedutan kecil itu seolah-olah merupakan tanda dari si kecil untuk menjunjukkan keberadaannya.

Hamil merupakan pengalaman luar biasa bagi saya. Menyadari bahwa Allah menitipkan sesosok makhluk di rahim saya adalah sebuah keajaiban. Bahwa Allah meniupkan sebuah kehidupan melalui rahim saya adalah karunia yang luar biasa indah.Sebuah mukjizat. 

Tak henti-hentinya saya mensyukuri karunia ini. Bahwa hanya atas ijin-Nya lah, saya dan suami bisa merasakan pengalaman indah ini. 



Minggu, 15 November 2015

Sekilas Tentang Jingga Untuk Matahari karya Esti Kinasih

Seperti yang udah aku tulis di postinganku sebelumnya, aku adalah penggemarnya karya-karya nya mbak Esti Kinasih. Dari jaman Fairish sampe trilogi Jingga dan Senja, selalu jadi favoritku. Dan sejauh ini ga ada yang membuat aku merasa kecewa dengan karya-karya Esti Kinasih.
Sayangnya, itu terjadi juga saat akhirnya aku membaca novel pamungkas dalam trilogi Jingga dan Senja, Jingga Untuk Matahari. Entah kenapa, novel ini diluar ekspetasiku. Setelah hampir setahun nunggu kelanjutan kisah Ari dan Tari, kehadiran novel ini tidak mampu membuat gong yang memuaskan.

Melanjutkan kisah Ari, yang di novel terakhir diceritakan telah bertemu dengan saudara kembarnya, Ata. Namun pertemuan saudara kembar yang telah lama terpisah itu bukan berarti happy ending buat Ari. Ata, yang bertahun-tahun hidup susah bersama ibunya, yang terpaksa menjadi tulang punggung keluarga di usia yang sangat muda, ternyata menyimpan dendam terhadap Ari.
Nah, hampir keseluruhan novel ini menceritakan usaha Ata untuk menjatuhkan Ari, demi memuaskan dendamnya.
Agak sedih dan miris juga sih karena Ari yang panglima SMA Airlangga itu dengan mudah ditumbangkan oleh Ata. Rasanya juga gemes karena Ari jadi ga berdaya disabotase Ata, direbut posisinya sebagai panglima, begitu pula saat sahabat kental Ari, si Rido pun menyeberang ke pihak Ata. 
Ada juga beberapa adegan yang menurutku agak berlebihan kalo dilakukan anak SMA. Yang perang antar sekolah, yang adegan penyanderaan Tari oleh Ata, yang adegan tanding basket sadis antara Ata dan Ari di sekolah, rasanya kok gak realistis gitu kalo dilakukan di sekolahan. Masa tiap ada ribut-ribut di sekolah, gurunya pada diem aja.
Mungkin cerita Ari dan Tari ini akan lebih keren dan ngena kalo cukup dipadatkan jadi 2 buku aja. Karena buku yang ketiga ini jujur saja terkesan seperti dipaksakan. Plot-plotnya sudah bukan kejutan lagi, jalan ceritanya bisa ditebak. Balas dendam yang jadi motif beberapa tokohnya terkesan maksa. Rasanya agak aneh aja gara-gara sepupunya ditolak Ari, yang ternyata Ata yang salah dikira sebagai Ari, terus Angga dendam sama Ari sampe bikin perang abadi sama SMA Airlangga. 
Mungkin, kalo dibuat dengan setting yang lebih dewasa, misalnya dunia perkuliahan, mungkin jadi agak lebih masuk akal. Konflik dan alurnya, sikap para tokohnya terkesan terlalu dewasa kalo hanya digambarkan sebagai anak SMA.



Selasa, 03 November 2015

Jawaban dari segala doa

Memandang wajah suami saat tertidur lelap, entah mengapa menjadi kebahagiaan tersendiri bagi saya. Memandangi wajahnya yang teduh dipeluk mimpi, membuat perasaan saya membuncah. Membuat saya menyadari, mensyukuri segala rencana dan skenario Allah SWT yang telah ia rancang untuk saya.
Memandang wajah lelapnya, membuat saya mengerti, yah, dialah takdir yang telah 25 tahun saya tunggu untuk melengkapi hidup saya. Dialah alasan kenapa saya harus memperbaiki diri agar pantas untuk bersanding dengannya. Dialah jawaban dari segala doa-doa panjang yang tak lelah saya panjatkan.
Tulisan ini saya buat setelah saya ngobrol dengan sahabat saya via facebook. Yang mana inti obrolan itu adalah, betapa bahagianya ia saat menghabiskan waktu bersama suaminya. Kata-katanya membuat saya menyadari betapa hidup saya berubah lebih indah setelah menikah.
 

Celotehan Ria Template by Ipietoon Cute Blog Design