Penggalan lirik lagu milik Afghan ini lirih terdengar dari radio kecil di kamar saya. Memecah kesunyian malam yang dingin menggigit karena ditemani gerimis sisa hujan sedari siang. Sementara suami saya sudah terlelap dalam balutan selimut tebal.
Yah, saya sudah punya suami. Masa lajang telah saya akhiri sejak Selasa, 13 Januari 2015 lalu. Dan yah, ini bulan kelima status saya menjadi istri orang.
Bahagia sudah pasti. Luar biasa indahnya. Bisa melihatnya dari sejak bangun pagi hingga berangkat tidur di malam hari. Kecuali saat siang hari karena terpisah oleh pekerjaan masing-masing.
Lirik lagu tadi membuat saya kembali mengingat-ingat awal perjumpaan saya dengan suami hingga kini menjadi suami istri. Semua terasa mudah, singkat dan indah. Betul kata orang, kalo sudah jodoh pasti dimudahkan Tuhan.
Saya dengan suami tidak mengalami proses yang rumit sebelum memutuskan untuk menikah. Kami bahkan baru bertemu 3 kali, saat Mas meminta saya untuk menikah dengannya. Dan entah kenapa, tanpa ragu sedikitpun, saya langsung menjawab iya. Sampai sekarang saya yakin kalau itu adalah petunjuk dari Tuhan.
Hingga beberapa bulan setelah itu, kami pun menikah. Alhmdulilah, tanpa rintangan yang berarti.
Saya jadi teringat kata-kata seorang motivator terkenal, Pak Mario Teguh. Begini kira-kira :
Cinta itu tidak perlu pengorbanan. Kalau butuh pengorbanan, itu bukan cinta.
Saya baru memahami kebenaran kata-kata itu. Cinta yang sesungguhnya ya memang nggak perlu membuat kita berubah menjadi orang lain demi menjadi dicintai pasangan. Cinta itu menerima dan mencintai apa adanya kita. Tentu dengan catatan, karena cinta itu pulalah, saya terus berjuang untuk menjadi saya dengan versi yang lebih baik, demi dia yang saya cintai.
Minggu, 17 Mei 2015
Langganan:
Komentar (Atom)