“Kenapa cemberut?”
tegur Zaghar, saat melihat kekasihnya muncul dengan raut muka kecut. Bibirnya
maju beberapa senti, membuat Zagar tak tahan untuk mengecup. Tanpa
berkata-kata, Naura duduk di sebelah Zaghar dan menyandarkan kepalanya di bahu
cowok itu.
“Gara-gara si nenek
lampir Bella itu Bie, selalu aja ngomongin hal-hal yang ga penting. Bikin bad
mood aja. Masa tiap hari kerjaannya
pamer melulu. Diajakin dinner di resto mewah sama Josua, diajak belanja ke
Singapura, dikasih hadiah berlian…dasar cewek matre” gerutu Naura.
“Siapa Josua?” tanya
Zaghar sambil lalu. Ia tahu kalau Naura sedang kesal begini, cukup dengan ia
mendengarkan saja maka suasana hati kekasihnya itu akan membaik.
“Cowok barunya Bella.
Katanya anaknya konglomerat gitu deh. Makanya itu nenek lampir gayanya
selangit. Tiap hari kerjaannya pamer terus. Bikin gondok aja” keluh Naura.
“Terus kenapa kamu
marah?” sahut Zaghar sambil mengelus mesra rambut panjang Naura. Dengan manja
Naura melingkarkan lengannya di pinggang Zaghar. Keduanya terlihat begitu mesra
duduk berdua di café itu. Asyik berdua, tidak peduli keramaian sekitar.
“Gimana ga marah, Bella
menghina kita berdua,Bie. Katanya kita tuh pasangan kere. Pacaran ga punya
modal. Tiap hari makannya di café murah, ga pernah dinner romantis, ga pernah
dijemput pake mobil mewah, kemana-mana naek motor terus. Gitu katanya”
“ Terus, itu masalah
buat kamu? karena aku ga bisa ngajak kamu dinner romantis,cuma bisa jemput kamu
pake motor?”
Naura melepaskan diri
dari pelukan Zaghar, lalu menatap cowok itu lekat-lekat.
“Mau kamu ga pernah
ngajakin aku dinner, atau Cuma bisa jemput aku pake motor, buat aku sama sekali
ga masalah. Yang penting kamu sama aku terus” kata Naura sungguh-sungguh.
Zaghar tersenyum
lembut. Direngkuhnya tubuh Naura ke dalam pelukannya, didekapnya erat tubuh
kekasihnya. “Terus kenapa kamu sebel sama Bella? Kan buat kita dinner atau
mobil mewah sama sekali ga penting. Yang penting buat aku ya cuma kamu”
“Abisnya dia tiap hari
ngomong kaya gitu terus. Bikin gatel tanganku pengen banget nonjok mulutnya
yang nyinyir itu” kata Naura, disambut gelak tawa Zaghar.
“Ya udah..aku anter
pulang yuk? Kayaknya bentar lagi hujan.”
Naura mengangguk.
***
Sebenarnya Naura pernah berteman akrab dengan Bella
sewaktu mereka SMA. Mereka berdua sama-sama cantik, lincah, dan popular di
sekolah. Hanya saja gaya hidup Bella lebih permisif dan bebas dibanding Naura. Bella
suka sekali dugem di club malam, belanja gila-gilaan dan pesta. Berbeda dengan
Naura yang lebih suka baca buku dan tempat yang tenang.
Perbedaan gaya hidup itulah yang menjadi awal
keretakan hubungan mereka. Naura menilai Bella terlalu hedonis dan bergaul
terlalu bebas. Sementara Bella menganggap Naura sok suci, munafik dan kuno.
Lama-lama hubungan keduanya merenggang dan pelan-pelan rasa tidak suka diantara
mereka semakin tebal. Apalagi saat Naura mulai pacaran dengan Zaghar,mereka
semakin menjauh dan persahabatan mereka telah berubah menjadi permusuhan.
Apesnya, saat kuliah mereka justru satu jurusan.
Sehingga mau tak mau Naura dan Bella terpaksa harus saling bertemu. Tiap hari
tak henti-hentinya Bella membuat Naura kesal.
Naura masuk kelas, dan melihat beberapa
teman-temannya mengerumuni bangku Bella.
“ada apa sih?” tanya Naura pada Vivian, teman
akrabnya.
“Biasa, Bella pamer tas branded limited edition yang
dibeliin Josua tadi malam” jawab Vivian acuh.
“Ih dasar matre” sungut Naura.
Vivian tertawa. “ Nanti malem kamu datang, kan?
Acaranya santai kok Na. Cuma ngumpul ma makan-makan doang. Zaghar bisa datang
juga kan?”
“Beres Vi. Sebenarnya nanti malem Zaghar ada balapan,
tapi uda dia batalin kok.”
“Zaghar mau batalin balapan demi nganterin kamu,
Na?” tanya Vivian takjub. Zaghar hobi balap sejak SMA, buat Zaghar balapan dan
motor adalah segalanya. Tapi itu sebelum Naura datang dalam hidupnya.
“Aku ngancam dia. Aku bilang banyak cowok yang
datang a kamu. dan aku bakalan dandan yang cantik biar banyak cowok yang
ngelirik aku. Dia ga mungkin biarin aku pergi sendiri,hehehehe”
“Dasar…”Vivian tertawa.
Tiba-tiba Bella menghampiri meja Naura. Naura balas
menatap Bella dengan sengit.
“Ntar malem kamu datang juga kan Na?” tanya Bella
dengan keramahan yang dibuat-buat.
“Iya. Kenapa?” jawab Naura.
“ Ga apa-apa sih. Cowok kamu pasti ga ikut kan?”
“Ih siapa bilang. Zaghar bakalan datang kok. Dia
rela ngebatalin jadwal balapnya demi nemenin aku”
“Oh ya? Trus gue harus kagum gitu sama hal sepele
kayak gituan? Ya jelaslah cowok kere lo itu rela-rela aja ngebatalin acaranya
demi elo. Orang acaranya juga ga penting-penting amat. Beda ma Josua, dia kan
anak konglomerat kaya, calon pewaris puluhan perusahaan besar.” Cibir Bella.
“Trus aku harus kagum gitu? Aku ga pernah respek ya
ma cowok manja kayak cowokmu itu. Bisanya Cuma pake fasilitas ortunya. Dia
kaya, punya segalanya, tapi kan bukan hasil kerja keras dia sendiri. Itu juga
punya ortunya. Apanya yang perlu dibanggakan?” balas Naura tak kalah sengit.
“ Sialan lo!” maki Bella. Lalu tanpa diduga
sebelumnya, Bella menjambak rambut Naura dari belakang hingga Naura terjerembab
ke lantai dengan bagian belakang kepalanya.
Bersambung…