Selasa, 20 September 2016

Jadi Silent Reader

Mungkin tak perlu saya katakan lagi kalau saya suka membaca. Yah, baca apa saja yang bisa dibaca. Kalau dulu baca buku itu harus pegang buku beneran, atau minimal koran, majalah, tabloid, di jaman serba digital ini baca buku atau informasi bisa didapat dengan mudah melalui gadget. Bisa laptop atau smartphone yang hampir semua orang punya.

Biasanya selain baca-baca artikel di blog orang, atau baca-baca cerita bersambung di wattpad, saya juga suka baca-baca status orang yang berseliweran di beranda facebook saya. Di jaman yang serba sosmed, yang sosmed pun makin kekinian kayak twitter, instagram, path, dan sebagainya dan sebagainya (yang gak semuanya saya punya), saya masih setia dengan facebook. Kuno ya, hehehehe.

Balik lagi ke hobi stalker status orang di beranda. Gak tahu kenapa, saya senang baca baca status orang yang isinya macem-macem itu. Ada yang ngeluh dan ngeluh terus, ada yang pamer baru liburan kemana, atau baru beli apa, ada yang pamer punya pacar baru, yang post foto nikahan, foto anaknya, foto masakannya hari itu, dan yang ga kalah penting, status orang yang isinya jualan. hahaha. 

Bermacam-macam status orang itu cukup menghibur. Saya sih baca ya cuma baca aja, jarang like apalagi komen, kecuali yang bener-bener kenal dekat atau saya di tag di status tersebut. Kalau gak yaa...cukup baca aja ya. Kalaupun nemu status yang lucu dengan bahasa yang alay, yang gerak dikit aja langsung jadi status, saya paling cuma senyum dalam hati. Paling sambil mbatin, ini orang baru kenal facebook apa ya, kurang kerjaan banget. Hahahaha.

Tapi ada juga status orang yang mampu bikin saya dan suami diskusi cukup panjang. Yang adalah status seseorang yang notabene temen saja juga, yang saya cukup punya hubungan baik dengan orangnya di kehidupan nyata. Si "Mbak" ini, kita sebut saja begitu, baru menikah beberapa bulan yang lalu. Orangnya terpelajar lah ya, dan track recordnya pun baik sejauh yang saya kenal. Bukan tipe orang yang neko-neko gitulah. Tapi ya itu, suka banget update status yang isinya perasaannya hari itu. Intinya hobi curhat di facebook lah.

Nah semalem, karena Sabina dan bapaknya uda bobok manis, saya iseng buka Facebook. Tujuannya ya itu, cuma mau baca-baca status orang doang. Itung-itung buat dongeng pengantar tidur gitu lah. Nah, begitu buka beranda, nongollah status Si Mbak. Status itu dilengkapi unggahan sebuah foto yang menggambarkan suami si Mbak ini sedang serius mengerjakan entah apa di depan laptopnya, dengan kertas2 bertebaran di pinggir ranjang. Yang bikin saya agak merasa risih adalah captionnya, kira-kira begini bunyinya, "mas suami(tag nama suami si mbak) siang malam lembur terus, akunya kapan dilembur?"

Reaksi saya baca itu langsung merasa risih dan awkward gitu. Saya juga suka sih bikin status manis tentang suami, tapi tidak pernah sampai ke hal yang intim dan provokativ seperti itu. Tangan saya gatel pengen ngetik komen, Mbak, daripada update status begitu, mbok ya jawil to suamimu itu, pake lingerie seksi, ben suamimu "nglembur"nya gantian ke kamu. 

Tapi saya masih bisa menahan diri. Masih ada rasa rikuh, takut Mbaknya serik alias sakit hati. Dasar saya emang orangnya rikuhan. Namun rasa mengganjal itu masih bercokol di pikiran, dan masih menganggu sampai saya susah merem padahal sudah terkantuk-kantuk. Ketika suami terbangun karena saya gantiin kaosnya yang basah karena keringat (entah kenapa suami saya selalu "klebus" kalau tidur padahal cuaca tidak panas), saya langsung cerita ke suami tentang status temen saya tadi. 

Dan entah karena mas suami setuju seratus persen dengan pendapat saya tadi entah karena ngantuk, mas suami cuma manggut-manggut dan menyahut malas. Dan diskusi panjang itupun sebenarnya cuma monolog saya saja, yang isinya ya itu tadi,  merasa gak sreg aja dengan hal seintim itu kok di share di ruang publik. 

Walaupun sebenarnya ya itu bukan hal yang salah juga sih. Orang facebook ya facebooknya dia, ya terserahlah dia mau bikin status apa. Yang salah ya saya, salah sendiri baca-baca status orang sembarangan. Lah, tapi kan bikin status sengaja biar dibaca orang. Mbok ya sebisa mungkin bikin status yang enak dibaca lah, yang gak bikin orang mikir macam-macam (atau emang dasarnya saya saja yang suka mikir macam-macam). Tapi isi status kita kan menggambarkan kepribadian kita juga.

Akhirnya ya semuanya balik lagi ke kepribadian orang masing-masing. Situ mau bikin status apa, mau ngumbar-ngumbar rahasia rumahtangga ya silahkan. Saya mah cukup baca aja. Dan nggrundel di belakang. Hahahaha. 



Senin, 19 September 2016

Cerita Seputar Melahirkan (Pengalaman Pertama)

Semua yang serba pertama pasti bikin deg-degan. Pasti bikin ketar-ketir khawatir, makan tak enak tidur tak nyenyak istilah gampangnya. Begitu juga saya saat menghadapi kelahiran putri pertama saya, Sabina, lima bulan yang lalu. Pengalaman yang luar biasa tentu, dengan campur aduknya perasaan yang tak bisa diurai satu-satu.
Kekhawatiran saya yang pertama tentu adalah, takut sakit. Saya adalah tipe orang yang tidak mudah menahan sakit. Sakit sedikit saja, ngeluhnya panjang lebar. Apalagi melahirkan, yang katanya rasa sakitnya sama dengan berapa ratus tulang dipatahkan bersamaan (lupa pernah baca dimana).
Untuk mengatasi rasa khawatir berlebih atas rasa sakit ini, saya berhenti membaca tentang pengalaman orang melahirkan, pokoknya stop blogwalking tentang hal itu. Lalu mencoba mensugesti diri sendiri dengan menganggap melahirkan itu hal yang mudah, yang normal dan tidak sakit. 
Yang kedua adalah, HPL sudah dekat tapi belum ada tanda-tanda mau melahirkan. Bahkan sampai HPL itu tiba, kontraksi yang palsu sekalipun belum muncul.  Cemas sudah pasti. Karena bidan  mengultimatum, kalau sampai seminggu lebih dari hari perkiraan lahir, saya dan suami disarankan untuk ke rumahsakit. Dengar kata rumah sakit tentu membuat pikiran tambah panik. Karena dari awal kehamilan, saya bertekad untuk melahirkan di rumah bidan saja. Saya ngeri masuk rumah sakit. Apalagi saya kan hamil, bukan sakit. Jadi sebisa mungkin melahirkan normal di rumah bidan. Alhamdulilah riwayat kesehatan saya selama hamil pun memungkinkan hal itu.
Alhamdulilah lagi, empat hari setelah HPL, perut uda terasa mules-mules. Tapi jaraknya masih lama dan belum ada lendir darah yang keluar. Saya masih bertahan dirumah, dan masih beraktivitas seperti biasa. Hari berikutnya, kontraksinya bertambah kuat walaupun jaraknya masih lama.  Lendir bercampur darah pun sudah keluar walaupun sedikit.
Sore harinya dengan diantar suami, saya periksa ke bidan. Setelah di cek sama bu Bidannya ternyata belum ada pembukaan. Kami pun kembali pulang ke rumah. Untung jarak rumah saya dan rumah Bidan cukup dekat.
Sepanjang malam itu, saya tidak bisa tidur karena rasa mulas dan nyeri di perut semakin sering mendera. Suami pun ikutan tidak bisa tidur juga, karena sibuk menenangkan saya dan pasrah lengannya diremas istrinya yang tengah menahan sakit. 
Pukul lima pagi, kami ke Bidan. dan ternyata sudah bukaan tiga, Alhamdulilah. Saya pun disuruh pindah ke ruang bersalin. Untuk mempercepat pembukaan, Bu bidan menyarankan saya untuk berbaring miring ke kiri. Tapi ya ampun, sakitnya itu. Masyaalah. Nyerinya luarbiasa. Selama proses pembukaan lengkap ini, saya berulangkali tak bisa menahan jeritan. Kangmas sudah mengingatkan saya untuk menarik napas dalam, ah tapi dalam keadaan seperti itu, hal sesimpel itu pun susah sekali dilakukan. Selama masa pembukaan ini, beberapa kali keluar cairan bening seperti air seni dari maaf, vagina saya. Kata Bu Bidan itu cairan ketuban. Sebenarnya agak bahaya juga kalau cairan ketubannya keluar duluan. 
Pukul 11.00 siang, pembukaannya sudah lengkap. Si Dedek bayi telah siap dilahirkan. Bu Bidan mempersiapkan saya untuk mengejan. Melihat saya mulai lemas, suami disuruh menopang tubuh saya dari belakang. Bisa dibilang, ini adalah proses paling penuh perjuangan dari keseluruhan proses melahirkan. Suami saya berulang kali menyemangati, begitu juga dengan kakak ipar saya, tapi yah, lagi-lagi itu tidak semudah untuk dilakukan.
Proses mengejan ini sendiri berlangsung hampir satu jam. Cukup lama, hingga membuat saya nyaris kelelahan dan kehabisan tenaga. 
Tepat pukul 11.55, si cantik pun lahir. Sehat, sempurna, dan lengkap. Alhamdulilah, syukur yang tak terkira kami rasakan. Seketika semua rasa sakit itupun hilang melihat wajah mungil itu. Bibirnya yang tipis dan kemerahan, kulitnya juga kemerahan, matanya sipit dan rambutnya hitam lebat. Beberapa orang bilang, rambut lebat inilah penyebab sakit luar biasa saat proses mengejan. 
Ah apapun itu, semua terasa sepadan saat merasakan tubuh mungil itu berbaring di dada saya untuk IMD. Bahkan saat bu bidan menjahit tubuh saya di bawah sana, rasanya sama sekali tidak sakit, padahal katanya tidak dibius. 
Yang tak henti-hentinya saya syukuri adalah, keberadaan kangmas dalam proses melahirkan saya. Begitu sabarnya dia mendampingi saya, menyemangati saya, walau tak jarang remasan dan cakaran saya mendarat di lengan dan bahunya. Bahkan sempat saya bentak juga saat saya menahan sakit sementara dia berbicara lembut untuk menyemangati saya. Ah sayang, maafkan istrimu ini. hehehe.
Wajah lemas dan pucat setelah melahirkan, sesaat sebelum pulang kerumah.

Si bayi merahku, yang lahir dengan BB 3,4 kg dan panjang 51cm. Banyak yang bilang face-nya mirip bapaknya. Alhamdulilah.
Alula Sabina Arrajabi, sekarang uda bisa tengkurep, merangkak mundur, dan guling-guling. Sudah tidak bisa ditinggal sendiri tanpa pengawasan. Sehat terus ya sayang, dan tumbuh jadi kebanggaan bapak ibu mu. Mwuach.

Minggu, 17 Januari 2016

Ketika Romantis Menyapa #cerita27minggu

Ketika saya baca novel dan kangmas asyik nonton bola, itu romantis.
Lain waktu, saya nonton drama korea dan kangmas sibuk dengan mesin motornya, itu juga romantis.
Saat malam-malam saya terbangun karena lapar dan kangmas bersedia bangun untuk menemani saya membuat segelas susu dan makan cemilan, itu juga romantis.
Saat saya mengeluh nyeri di pinggul karena perut yang mulai membesar dan kangmas dengan sabarnya memijit saya di saat saya tahu ia juga lelah, itu sangat romantis.
Kala saya cemberut menatap guratan merah di perut yang semakin banyak dan kangmas tetap memeluk saya dan mengatakan saya tetap cantik, itu juga sangat sangat romantis.
Dan momen paling romantis sejauh ini mungkin saat ia berbicara dengan si kecil di perut, meletakkan jemari dan merasakan gerakan gerakannya yang semakin kuat, menyadari dengan takjub bahwa junior kami tengah tumbuh di perut saya.
Romantis itu saat kami memiliki harapan yang sama, dan berjuang bersama pula untuk mewujudkannya. 

Ketika definisi romantis bagi saya mulai berubah seiring waktu, mungkin itu tandanya saya sudah dewasa.
Ketika arti kata romantis untuk saya tak lagi terpengaruh oleh roman picisan ala-ala sinetron murahan, mungkin itu tandanya saya semakin  bijak. 

Selasa, 01 Desember 2015

Nutrisi Penting Selama Hamil


Seiring pertambahan usia kandungan, maka kebutuhan gizi ibu hamil akan meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin berlangsung pesat - terutama perkembangan otak dan susunan syaraf — dan membutuhkan asupan gizi yang optimal.
Nutrisi yang diperlukan adalah:
  1. Karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga untuk menghasilkan kalori dapat diperoleh dari serealia, umbi-umbian.
  2. Protein sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan, telur dan kacang-kacangan.
  3. Mineral sebagai zat pengatur dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur - sayuran.
  4. Vitamin B kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar berfungsi secara normal. Dapat dijumpai pada serealia, biji - bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau, ragi, telur dan produk susu.
  5. Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi Anda. Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan susu.
  6. Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat. Makanlah lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan, minyak sayur dan sayuran hijau.
  7. Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol dan brokoli. Pada buah-buahan, asam folat terdapat dalam jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak janin.
  8. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia, banyak terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun pepaya), daging dan hati.
  9. Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta melindungi ibu hamil dari osteoporosis Jika kebutuhan kalsium ibu hamil tidak tercukupi, maka kekurangan kalsium akan diambil dari tulang ibu. Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan kacang-kacangan. Saat ini kalsium paling baik diperoleh dari susu serta produk olahannya. Susu juga mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A, D, B2, B3, dan vitamin C. (conectique.com)

Kamis, 26 November 2015

10 Manfaat Positif yang Kamu Peroleh Dalam Pernikahan

Artikel ini saya copy dari www.muslimah.com karena saya sangat setuju dengan isi artikel ini. Semoga yang masih ragu untuk menikah segera dimantapkan hatinya setelah membacanya, dan yang sudah menikah (seperti saya) menjadi lebih mensyukuri keberadaan pasangan suami/istri dalam hidup kita.
Banyak pasangan ragu untuk mengawali kehidupan berumah tangga, khawatir karena melihat banyaknya pernikahan yang hanya seumur jagung. Sebetulnya, berumah tangga sebetulnya tidak semenakutkan itu, bahkan dapat membawa kebahagiaan tersendiri. Bagi Anda yang hendak memutuskan melepas masa lajang dan mengambil resiko hidup berumah tangga, tidak perlu khawatir. Berikut ini adalah beberapa manfaat positif dari pernikahan.

1. Memiliki rekan

Setelah menikah Anda akan memiliki rekan yang lebih istimewa karena bersamanya Anda akan berbagi suka maupun duka sepanjang kehidupan Anda.

2. Ada yang merawat Anda

Dalam pernikahan nanti, pasangan Andalah yang akan bertugas mengambil alih peran orangtua dalam merawat Anda. Bayangkan betapa bahagiannya hidup Anda bila memiliki seorang pendamping hidup yang peduli dengan diri Anda.

3. Memiliki penasihat terpercaya

Setelah menikah nanti Anda tidak lagi hidup seorang diri dan memutuskan segala sesuatu seorang diri. Anda akan memiliki seorang rekan terpercaya yang bisa dimintai pendapat apakah hal-hal yang akan Anda lakukan baik atau tidak.

4. Memiliki tempat untuk berbagi

Masalah dalam kehidupan pribadi Anda boleh jadi sangat merepotkan. Namun, setelah menikah Anda tidak akan mengatasinya seorang diri. Anda akan memiliki seseorang sebagai tempat berbagi dan menceritakan keluh kesah Anda untuk mengatasi masalah-masalah itu.

5. Sebagai tempat menguji kesabaran

Seseorang diuji bukan saat segala sesuatu berjalan lancar, melainkan di saat-saat sulit. Ketika berumah tangga, kesabaran dan pengendalian diri Anda akan betul-betul diuji. Namun ujian-ujian tersebut tidak ditujukkan untuk melemahkan Anda, tetapi agar Anda jadi semakin kuat.

6. Mendewasakan diri

Bertambahnya usia belum tentu dibarengi berkembangnya tingkat kedewasaan. Ketika Anda memutuskan untuk menikah, Anda telah mengawali babak baru dalam perkembangan kedewasaan Anda, yang akan membuat Anda lebih bijaksana.

7. Memiliki keturunan

Anak-anak adalah karunia Tuhan untuk melengkapi kebahagiaan Anda. Selain itu, hadirnya mereka di tengah-tengah keluarga itu berarti garis keturunan Anda akan tetap bertahan.

8. Anda memiliki tujuan hidup

Seseorang yang memutuskan untuk menikah, perjalanan hidupnya semakin jelas. Di dalam pernikahan seseorang akan dilatih untuk hidup hemat, bertanggung jawab, dan tidak lagi mementingkan diri sendiri karena yang dilakukannya adalah demi kebahagiaan keluarga.

9. Menghindari zina

Apapun agama di dunia ini pasti melarang keras umatnya untuk melakukan zina. Menikah akan menghindari Anda dari dosa-dosa yang diakibatkan oleh perbuatan zina.

10. Meningkatkan harga diri

Boleh percaya boleh tidak, mereka yang sudah menikah cenderung lebih dihargai serta dihormati oleh orang lain dalam masyarakat. (keluargabahagia)

Minggu, 22 November 2015

Ketika Novel Romantis Mulai Membosankan

Dulu, saat saya mengenal novel Harlequin saat masih SMP. Iya, saya tahu, usia saya terlalu muda untuk membaca novel-novel roman yang seringkali bertabur adegan sensual itu. Tapi yah, tahu sendirilah di umur-umur segitu rasa ingin tahu susah dibendung. Jadi saya melahap novel-novel seri Harlequin itu bak makan kacang goreng. Di saat teman-teman saya yang lain masih membaca komik semisal Inuyasha, Shincan, atau serial cantik, saya sudah berteman akrab dengan tokoh-tokoh dewasa dalam kisah percintaan. Tokoh prianya yang seringkali digambarkan macho dan maskulin, sementara si tokoh perempuan yang biasanya lemah lembut dan selalu butuh dilindungi. Dengan cerita yang serba kebetulan, yang simple dan mudah ditebak. Kalau dipikir-pikir cerita-cerita novel Harlequin itu sebelas duabelas lah sama cerita di FTV-FTV yang sering tayang di tivi.
 
(Beberapa novel Harlequin, covernya selalu bergambar pasangan saling berpelukan yang sok romantis, hehe)

Masih di usia SMP, entah saat duduk di kelas berapa saya lupa, saya sudah membaca novel Gone With the Wind yang legend itu. Imajinasi saya tentang Rhett Butler dan Scarlet O'Hara yang menemani saya melewati masa puber. Saking indah dan luar biasanya novel ini, sampai sekarang pun saya masih membekas di ingatan saya. Ga heran lah kalau novel ini membuat si penulisnya memperoleh Pulitzer.
(cover ini yang membuat saya ditegur petugas Perpusda, karena pinjam novel beginian dengan seragam SMP ^_^)

Beranjak SMA, saya masih suka sekali-sekali baca novel Harlequin. Di usia inilah saya mulai addict dengan satu penulis, yaitu Sandra Brown. Ceritanya lebih greget karena seringkali dibumbui thiller, petualangan, dengan tokoh pria yang beneran macho dengan masa lalu yang seringkali suram dan menyimpan misteri. Dan ini yang saya suka, tokoh perempuannya bukan lagi gadis tak berdaya yang lemah tapi cantik, Sandra Brown selalu membuat tokoh ceweknya tangguh, tidak mudah menyerah walau ditindas, namun tetap feminin. Beberapa judul novel Sandra Brown favorit saya yang ceritanya masih lekat di ingatan diantaranya, Envy, French Silk, Slow Heat in Heaven. 

Saat SMA pula selera baca saya sedikit berubah. Saya jadi jatuh cinta dengan Dan Brown lewat novelnya The Davinci Code. Saya selalu menantikan novel novelnya Dan Brown, dari Angel and Demon, The Lost Symbol, Inferno, Digital Fortess, Deception Point semua saya lahap dengan antusias. Saya juga penggemar berat Agatha Cristie dan Sherlock Holmes. Bahkan hingga kini, saya masih sering membaca ulang novel-novel mereka.





(Malam Tanpa Akhir merupakan salah satu novel saya yang ceritanya tak terlupakan)
(lagi baca ulang novel ini, heran aja kok ga bosan-bosannya baca ulang kisahnya Sherlock Holmes)

Saat kuliah, bacaan saya mulai beragam dan lebih berbobot. Saya juga menggemari E.S Ito, yang sayangnya baru dua novelnya yang saya baca, Negara Kelima dan Harta Karun VOC. Ceritanya keren, agak-agak bernuansa novelnya Dan Brown tapi versi Indonesia. Beberapa waktu yang lalu saya baru saja menyelesaikan trilogi The Girl With The Dragon Tattoo, dan saya suka. Sayangnya penulisnya meninggal selesai menyelesaikan trilogi keren ini, padahal saya menaruh ekspektasi lebih pada penulisnya.
 Cerita detektif dan misteri inilah yang mungkin membuat saya kini bosan dengan novel-novel roman yang 'biasa' saja. Saya mulai males membaca sesuatu yang tidak membuat saya mendapatkan sesuatu setelah selesai membacanya. Sebaliknya, bacaan yang bagus itu adalah bacaan yang mampu membuat kita memeperoleh pengetahuan baru. Yang saat kita menutup halaman terakhir, seakan kita baru saja diajak masuk ke dunia yang ada di bacaan itu. 

.

Cerita 19 Minggu

Saat ini kehamilan saya memasuki minggu ke 19. Tubuh jelas-jelas berubah, mulai dari bertambahnya berat badan, hingga beberapa bagian tubuh yang semakin membesar. Namun perut saya belum terlalu besar sih, mungkin karena tubuh saya emang dasarnya subur sehingga kehamilan ini membuat saya terlihat tambah gendut, dan belum terlihat seperti orang hamil.

Minggu lalu adalah pertama kalinya saya merasakan dan menyadari ada makhluk kecil yang tengah tumbuh di rahim saya. Rasanya seperti kedutan di perut. Tidak terlalu kencang memang, tapi rasanya sungguh luar biasa. Sejak kejadian itu, saya jadi lebih percaya kalau saya benar-benar telah mengandung. Kedutan-kedutan kecil itu seolah-olah merupakan tanda dari si kecil untuk menjunjukkan keberadaannya.

Hamil merupakan pengalaman luar biasa bagi saya. Menyadari bahwa Allah menitipkan sesosok makhluk di rahim saya adalah sebuah keajaiban. Bahwa Allah meniupkan sebuah kehidupan melalui rahim saya adalah karunia yang luar biasa indah.Sebuah mukjizat. 

Tak henti-hentinya saya mensyukuri karunia ini. Bahwa hanya atas ijin-Nya lah, saya dan suami bisa merasakan pengalaman indah ini. 



Minggu, 15 November 2015

Sekilas Tentang Jingga Untuk Matahari karya Esti Kinasih

Seperti yang udah aku tulis di postinganku sebelumnya, aku adalah penggemarnya karya-karya nya mbak Esti Kinasih. Dari jaman Fairish sampe trilogi Jingga dan Senja, selalu jadi favoritku. Dan sejauh ini ga ada yang membuat aku merasa kecewa dengan karya-karya Esti Kinasih.
Sayangnya, itu terjadi juga saat akhirnya aku membaca novel pamungkas dalam trilogi Jingga dan Senja, Jingga Untuk Matahari. Entah kenapa, novel ini diluar ekspetasiku. Setelah hampir setahun nunggu kelanjutan kisah Ari dan Tari, kehadiran novel ini tidak mampu membuat gong yang memuaskan.

Melanjutkan kisah Ari, yang di novel terakhir diceritakan telah bertemu dengan saudara kembarnya, Ata. Namun pertemuan saudara kembar yang telah lama terpisah itu bukan berarti happy ending buat Ari. Ata, yang bertahun-tahun hidup susah bersama ibunya, yang terpaksa menjadi tulang punggung keluarga di usia yang sangat muda, ternyata menyimpan dendam terhadap Ari.
Nah, hampir keseluruhan novel ini menceritakan usaha Ata untuk menjatuhkan Ari, demi memuaskan dendamnya.
Agak sedih dan miris juga sih karena Ari yang panglima SMA Airlangga itu dengan mudah ditumbangkan oleh Ata. Rasanya juga gemes karena Ari jadi ga berdaya disabotase Ata, direbut posisinya sebagai panglima, begitu pula saat sahabat kental Ari, si Rido pun menyeberang ke pihak Ata. 
Ada juga beberapa adegan yang menurutku agak berlebihan kalo dilakukan anak SMA. Yang perang antar sekolah, yang adegan penyanderaan Tari oleh Ata, yang adegan tanding basket sadis antara Ata dan Ari di sekolah, rasanya kok gak realistis gitu kalo dilakukan di sekolahan. Masa tiap ada ribut-ribut di sekolah, gurunya pada diem aja.
Mungkin cerita Ari dan Tari ini akan lebih keren dan ngena kalo cukup dipadatkan jadi 2 buku aja. Karena buku yang ketiga ini jujur saja terkesan seperti dipaksakan. Plot-plotnya sudah bukan kejutan lagi, jalan ceritanya bisa ditebak. Balas dendam yang jadi motif beberapa tokohnya terkesan maksa. Rasanya agak aneh aja gara-gara sepupunya ditolak Ari, yang ternyata Ata yang salah dikira sebagai Ari, terus Angga dendam sama Ari sampe bikin perang abadi sama SMA Airlangga. 
Mungkin, kalo dibuat dengan setting yang lebih dewasa, misalnya dunia perkuliahan, mungkin jadi agak lebih masuk akal. Konflik dan alurnya, sikap para tokohnya terkesan terlalu dewasa kalo hanya digambarkan sebagai anak SMA.



 

Celotehan Ria Template by Ipietoon Cute Blog Design